Powered by Blogger.

Search This Blog

Review Hayuni: Pompa ASI Philips Avent, Mooimom dan Real Bubee


Hi beautiful moms!
Sudah hampir 3 bulan saya cuti dari pekerjaan. Sebentar lagi sudah harus balik ngeburuh pabrik (sekarang sih udah beneran balik ngeburuh). Huhuhu sedih tapi setiap orang pasti harus menghadapi konsekuensi atas pilihan yang diambil. Saya sendiri tahu dan menerima konsekuensinya walaupun tetap saja ada drama. Sementara waktu Sabina bakal diasuh sama mbah uti, karena kami (hasil diskusi sekeluarga besar ya bukan cuma maunya ibuknya Sabina ajah ) masih was was kalau Sabina harus diasuh orang lain. Rencananya habis lebaran baru pakai pengasuh. Iya...InsyaAllah walaupun Sabina ditinggal kerja dia tetap ASI. Dari kondisi saya juga tidak ada kendala apapun dalam memberikan ASI jadi kalau lancar sampai 2 tahun juga saya perjuangkan untuk ASI.

Nah...sebagai ibu bekerja saya sudah mempersiapkan diri untuk memberikan ASIP untuk Sabina. Jadi dari sebelum lahiran saya sudah menyicil peralatan ASIP. Pompa ASI, botol kaca (ini sih dikasih kakak ipar tercinta & dapat pinjeman dari teman kantor), alat sterilisasi (ini juga dipinjemin teman kantor), cooler bag ASI, kantong ASI dan freezer (ini sih pakai kulkas yang ada saja imbasnya bapak tidak boleh nyimpen es batu ).
Untuk kali ini yang akan saya bahas adalah pompa ASI. Review ini berdasarkan pengalaman dan pendapat saya ya. Kalau berbeda dengan moms jangan nyinyir okey share saja pengalamannya di kolom komen. Saya punya 3 pompa ASI. 2 yang beneran pompa yang 1 lagi seperti penampung ASI gitu (review singkat pernah saya post di IG). Kita bahas satu persatu ya…


  • Philips Avent Natural Manual Breast Pump
Philips Avent

Pompa ini saya tahu dari hasil blog walking, banyak para ibu yang pakai dan bilang ini pompa OK. Awalnya saya mau beli pompa ASI yang elektrik tapi saya berfikir takut gak kepakai sayang kalau beli mahal (padahal ini pompa juga mahal ). Lalu cari rekomendasi pompa ASI manual yang tidak membuat PD sakit muncul Philips Avent Manual Natural Breast Pump ini.


Part Pompa
Pompa ASI

Harga pompa ini sekitar Rp 500.000 -700.000 (Saya sih waktu itu beli dapat harga Rp 500.000). Pertama kali pakai sakit, saat itu kondisi puting saya kanan kiri lagi lecet parah sampai berdarah. Kalau kata teman yang sudah berpengalaman bilangnya kalau pertama kali pompa memang sakit. Berarti merk pompa ASI gak ngaruh dong 樂. Lalu setelah kondisi puting membaik saya coba pakai pompa ini lagi. Saya sendiri gak ada komplain dengan kualitasnya. Tuas pompanya enak gak keras, ada bantalan silikon di corongnya jadi nyaman. Keliatan bahan plastiknya bagus, part pompanya simpel jadi kalau tiap bersihin dan nyuci enak gak ribet. Pokoknya harga sesuai dengan kualitasnya lah. Tapi tetep...pegel pakai pompa manual yah .


  • Mooimom Silicon Manual Breast Pump


Mooimom Silicon Manual Breast Pump

Seperti yang saya ceritakan di IG. Saya tahu pompa ini dari kakak ipar waktu lagi ngobrolin perlengakapan bayi. Awalnya saya ragu mau beli ini, kepakai atau gak ya. Tapi karena waktu Sabina 1 bulan kalau menyusui malam PD sebelah yang tidak disusui penuh sekali sementara kalau tandem pakai pompa manual ribet sekali. Soalnya Sabina gak melulu tenang saat menyusu. Akhirnya saya beli ini. Harga yang merk Mooimom sekitar Rp 140.000an. Tapi ada juga merk lain yang lebih murah dan lebih mahal. Saya belum coba yang merk lain ya.
Sumpah saya gak nyesel sama sekali. Ini sangat berguna. Jadi kalau menyusui malam hari saya bisa tandem tampung ASI dari PD yang tidak disusui. Penggunaannya mudah tinggal tempel. Bahannya dari silicon. Jadi prinsipnya nempel terus nyedot atau nampung ASI yang menetes gitu. Memang tetap harus hati-hati sih supaya gak lepas dari PD pompanya. Tapi sepanjang saya pakai ini sangat memudahkan sih. Love lah pokoknya sama pompa ini .


  • Real Bubee Double Electric Pump


Real Bubee

Nah...kalau pompa elektrik ini rekomendasi dari teman kantor saya. Jadi sewaktu beli Philips Avent Manual Natural Breast Pump kan dikirim ke kantor nah pas banget dia lagi ada diruangan saya. Lalu cerita-cerita tentang pompa ASI deh. Kebetulan dia juga lagi cari pompa ASI (istrinya sih yang lagi nyari). Terus dia cerita ada pompa ASI elektrik murah, merk Real Bubbee desainnya sih dari Eropa tapi manufacture China. Harganya untuk yang double pump aja 150 ribu- 300 ribu. Murraahhh kaann…螺 Tapi karena murah itu saya belum langsung mau beli. Kefikiran buat beli ya pas udah ngerasa pegel pakai pompa manual.



Part Pompa

Part Mesin
Saya tanya sama teman kantor pengalaman istrinya pakai pompa Real Bubbee. Dia bilang lumayan bagus, daya hisapnya juga kuat dan bisa diatur. Akhirnya cerita ke suami dan dia bilang “beli aja, lagian pas awal ditawarin yang elektrik gak mau” . Karena merasa butuh, tapi budget minim, yaudah lah ya gambling saya beli aja. Memang sih kelihatan bahan plastik murah dan mahal yah, plastiknya seperti lebih tipis gitu. Terus valve nya juga terlihat ringkih dan gampang sobek dibanding dengan valve Avent. Tapi sampai sekarang sih pemakaian lebih dari 2 minggu masih ok. Buat pumping di kantor juga enak, jadi lebih cepat karena double pump. Semoga awet ya pompa ini sampai Sabina lulus ASIX bahkan sampai nanti 2 tahun..hihihi .


Nah...itu aja sih review pompa ASI yang saya punya. Dari semuanya, saya suka semuanya..hahaha. Soalnya ketiganya punya kegunaan yang berbeda jadi gak apple to apple kalau dibandingin. Moms ada yang pernah coba 3 pompa ASI diatas juga? boleh share pengalamannya di kolom komen.

Untuk pembelian bisa cek Mothercare yaa...


Update: Mesin pompa Real Bubee punya saya rusak. Kira-kira 2 bulan yang lalu. Sepertinya karena terkena air hujan (loh kok bisa mom?). Iya...saya kalau kerja kan naik motor lalu si tas ASI Gabag disimpan digantungan depan kan pas hujan deras ditengah perjalanan lupa dipindahkan kedalam tas kerja. Sedih deh...mesinnya seperti gak mau kalau dinyalain. Lampunya nyala tapi sebentar terus mati. Pak suami yang katanya mau coba benerin, bilangnya susah dibongkar mesinnya. Untungnya masih ada Pompa Avent. Huhuhu...jadi balik ke manual..

See you on next blog post!!


Review Hayuni: Melahirkan Aman, Nyaman dan Terjangkau Di Klinik Mutiara Bunda


Hi beautiful moms!!


Saya mau sedikit berbagi informasi mengenai Klinik bersalin tempat saya lahiran. Sebenarnya saya sudah menulis sedikit di draft tulisan saya yang Tips Memilih Tenaga Kesehatan. Tapi draft itu tetap menjadi draft yang belum sempat juga saya publish di blog..huhuhu. Karena pengalaman melahirkan Sabina di Klinik Mutiara Bunda sangat berkesan maka saya memutuskan untuk menuliskan pengalaman saya ini dalam satu postingan tersendiri. Sebagai bentuk terimakasih juga kepada tim bidan di Klinik Mutiara Bunda.
Jadi, Klinik Mutiara Bunda ini milik seorang bidan bernama Siti Rochma. Saya tau klinik ini dari forum ibu hamil yang memberikan informasi mengenai tenaga kesehatan yang mendukung gentle birth. Birth plan saya sendiri sih tidak muluk-muluk, saya hanya ingin lahiran normal, IMD (no SuFor) dan room in dengan bayi. Saya tidak bermaksud menjelekan RS tempat saya periksa kehamilan yang sebelumnya, hanya saja saya dapat cerita teman saya yang lahiran disana menandatangani surat bermaterai mengenai pemberian susu formula untuk bayinya dengan alasan air susunya belum keluar (apa prosedur di semua RS begitu?). Ya walaupun pihak RS memberikan pilihan tapi tetap saja tidak sevisi dengan saya. Maka saya mencari-cari tenaga kesehatan lainnya. Akhirnya menemukan Klinik Mutiara Bunda.
Periksa disana saat usia kandungan saya 6-7 bulan. Ada fasilitas USG jadi bisa melihat perkembangan janin. Lalu saya diberi penjelasan apa saja yang harus dilakukan dan diketahui saat usia kandungan 7 bulan. Saya diberi beberapa tips untuk memaksimalkan posisi janin. Terbiasa dengan Obgyn saya yang minim penjelasan saya jadi merasa ‘kenapa gak dari awal periksa disini ya’. Saya bisa tanya jika ada yang kurang jelas. Bidan Rochma beserta tim juga ramah sekali. Mama saya saja yang saat itu menemani saya lahiran bilang “Bidannya ramah banget ya mba, sabar bangettt...Alhamdulillah ya mba bisa lahiran disitu”. Memang super deh tim bidan Mutiara Bunda, saat saya datang ke klinik saya langsung ganti baju bersalin, VT baru pembukaan 2. Saya diminta goyang di gym ball dan kalau berasa kontraksi istirahat. Selama kontraksi saya dipijitin loh sama bidannya.
Peanut Ball (Doc: Mutiara Bunda)

Gym Ball (Doc: Mutiara Bunda
Lokasi Klinik Mutiara Bunda ada di perumahan Villa Mutiara. Namanya klinik pasti tidak sebesar RS ya tapi ruang periksa dan kamar bersalinnya bersih dan nyaman. Bu bidan Rochma sepertinya suka dengan design shabby chic gitu jadi tema kamarnya semua shabby chic. Karna saking nyamannya kamar bersalin jadi serasa dirumah sendiri gitu. Mungkin itu yang membuat persalinan kemarin berlangsung cepat (Baca: My Birth Story).
Kamar Bersalin (Doc: Mutiara Bunda)

Box Bayi (Doc: Mutiara Bunda)

Di Mutiara Bunda juga ada jasa baby spa. Bisa dipanggil kerumah loh. Kira-kira mau gak ya kalau ke Cibarusah? Hehehe. Untuk imunisasi dasar, ada lengkap di Mutiara Bunda. Kemarin setelah lahiran Sabina sudah dapat imunisasi Hepatitis B dan suntik vit K.

Ada yang lebih menarik lagi nih, kalau lahiran disini bisa newborn photoshoot loh. Pastinya fotonya kece dan kekinian. Saya kira fotonya berbayar tapi sepertinya tidak, memang bu bidannya suka mendokumentasikan para bayi yang lahir di Mutiara Bunda. Biaya lahiran normal termasuk terjangkau. Kemarin kalau saya totalnya Rp 2.700.000 menginap semalam. Kalau mau lahiran di Mutiara Bunda gak perlu bawa perlengkapan bayi banyak, karena sudah disediakan termasuk popok sekali pakai. Bahkan kemarin Sabina dapet jumper dan bedong dibawa pulang. Senangnya…
Hasil Photoshoot
Dapat Totte Bag

Alamat Lengkap Mutiara Bunda



Melahirkan di klinik bidan atau RS itu balik lagi ke pilihan pribadi masing-masing. Tapi yang penting kita harus tahu dan paham prosedur yang ada dan pastinya sejalan dengan apa yang kita inginkan. Semoga moms semua yang kebetulan mau lahiran diberikan kelancaran dan sehat ya. Amin. Sampai jumpa di postingan selanjutnya..
Salam...

Oia bisa juga dengarkan podcast review klinik mutiara bunda di:

Podcast-04





Motherhood: Sabina's Birth Story

Hi beautiful moms!!


Hampir sebulan saya tidak posting blog. Terakhir postingan blog saya cerita penantian HPL di #PreggyJournal saat itu saya sedang galau menanti kelahiran. Walau gak merasa deg-degan tapi galau juga karena rasanya mau buru-buru lahiran kefikiran sisa cuti hamil. 
Semenjak usia kandungan 6 bulan saya pindah tempat periksa. Saya memutuskan periksa di bidan Klinik Mutiara Bunda, lokasinya di perumahan Villa Mutiara 2 Cikarang. Memang agak jauh dari rumah tapi tenaga kesehatan bu bidan Siti Rochmah sevisi dengan saya. Beliau selalu kasih tips kehamilan dan jelang kelahiran. Jadi dapat edukasi mengenai kehamilan.
HPL saya adalah 24 Februari 2018, saat periksa ke bidan posisi dan kondisi bayi bagus. Kondisi saya juga Alhamdulillah bagus. Lalu disarankan periksa lagi tanggal 28 Februari 2018. Saat itu saya dapat dukungan positif dan diingatkan untuk bersabar oleh bu bidan. Saat itu saya cek VT (yang rasanya aduhai itu loh), posisi kepala sudah dibawah memang tapi masih jauh.
Lalu saya dan suami pulang. Dijalan saya merasakan perut bagian bawah tidak enak. Sebenarnya sudah dari pagi saya merasa tidak enak, saat tidur siang posisi miring saya merasa ada yang mendorong menyembul diperut. Tapi karena sebelumnya saya hanya merasakan kontraksi palsu ya saya santai saja. Sampai dirumah rasa sakitnya tetap ada. Rasanya seperti mau haid, tapi kadang hilang lalu muncul lagi. Saya masih berfikir itu kontraksi palsu, sampai selepas magrib rasa sakitnya terus datang. Saya WA bu bidan. Lalu pakai applikasi saya hitung jarak kontraksi. Tapi berhubung kami belum berpengalaman ya gak ngerti caranya menghitung kontraksi. Hasil pengamatan kami mah jarak kontraksinya sudah dekat. Tapi memang masih bisa ditahan.
Sampai jam 11 malam lalu muncul flek. Tanda-tanda persalinan kedua nih, fikir saya saat itu. WA bu bidan lagi. Masih diminta santai dan tidur miring kiri. Gak bisa tidur sumvah..setiap mau tidur rasa sakitnya datang. Piye coba. Alhasil bulak balik jalan dikamar aja semaleman. Sampai subuh pas BAK keluar gumpalan darah coklat gitu. Panik dong, langsung telfon bu bid. Masih diminta tenang. Boleh datang jam 9 pagi. Tapi gak kuat nunggu jam 9, akhirnya habis subuh sudah siap-siap menuju klinik. Jaraknya agak jauh dari rumah dan ditambah jalanan pagi hari yang macet. Order GrabCar aja gak ada yang mau ambil. Telfon sana sini cari mobil. Cari supir sih tepatnya. Mobil mah ada punya mertua tapi berhubung ade ipar yang bisa nyetir kerja di Jakarta ya sudah repot deh. Padahal suami punya SIM A loh, ikut kursus nyetir juga tapiii...ah sudah lah jangan dibahas.
Jam 8 pagi kami sampai di klinik. VT masih pembukaan 2. Langsung diminta BAK dan ganti baju. Lalu mulai lah bergerak jalan-jalan dan goyang di atas gym ball. Kalau berasa kontraksi berhenti goyang, posisi badannya dikedepanin sandaran di peanut ball. Dibelakang ada asisten bu bidan yang siap mijit-mijit pinggang. Pijat oksitosin ini benar-benar membantu loh mengurangi sakit kontraksi. Lalu jam 9 VT sudah bukaan 6. Ya pokoknya saya sudah pasrah di VT berulang kali. Untungnya proses persalinan saya termasuk cepat. Jam 10 sudah ada dorongan mengejan. Kepala bayi sudah crowning. Nah..disini lah mulai kehebohan mengejan. Tenaga saya sudah terkuras dari semalam kontraksi. Pagi sarapan bubur hanya beberapa sendok. Sudah gak kefikiran ingin makan apapun. Wong yang dirasa cuma sakit kontraksi. Haha.. Saya pasrah lah harus episiotomi (eh tapi gak kerasa kok pas diguntingnya). Dijahitnya juga udah gak difikirin rasanya. Alhamdulillah bayi perempuan lahir pada jam 10:35 dengan berat 3,7Kg dan panjang 50Cm. Rasa heboh kontraksi dan mengejan itu hilang seketika pas lihat Sabina. Subhanallah siapa yang gak nangis lihat bayi mungil meluk-meluk ibunya. Huhuhu lama ya nak nunggu ketemu kamu.
Saat itu baby Sabina langsung IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan DCC (Delay Cord Clamping) penundaan pemotongan tali pusat. Jadi dari pagi jam 10:30 baru dipotong sekitar jam 19:30. Saya menginap semalam di Klinik Mutiara Bunda (reviewnya akan saya buat terpisah ya). Besok paginya saya sudah boleh pulang.
Tips buat yang mau lahiran normal jangan bayangkan rasa sakit kontraksi tapi persiapkan tenaga untuk mengejan. Banyak minum air madu, usahakan makan dulu apalagi kalau gak sempat tidur pas lagi kontraksi kalla 1. Selebihnya pasrah kepada Yang Maha Kuasa..
Semangat buat para bumil yang sedang menantikan kelahiran sang bayi..





#PreggyJournal 3rd Trimester: Senam hamil, Posisi Janin, Cuti Hamil dan HPL

Hi beautiful moms!!


Huaahhh...usia kandungan saya sekarang sudah memasuki #39weeks. Kalau baca-baca #PreggyJournal yang sebelumnya pernah saya tulis, rasanya bersyukur sekali bisa sampai di tahap ini. Doakan supaya sehat selalu dan lancar dipersalinan nanti ya moms. Kalau ditanya deg-degan atau tidak, saat ini sih saya belum merasa deg-degan. Saya masih santai, tapi gak tau juga ya kalau nanti sudah berasa kontraksi semoga sih gak heboh ya biar tenaga gak terbuang percuma. Di trimester ketiga ini saya mau cerita beberapa pengalaman yang saya dapatkan. Harapannya sih semoga moms yang sedang hamil anak pertama seperti saya mendapatkan informasi bermanfaat. Tapi kalau ternyata di tulisan ini saya malah terlihat seperti curcol-an maklumi ya moms, namanya juga calon emak.
 

  • Senam Hamil
Dari awal kehamilan saya suka sekali baca mengenai Gentle Birth dan cita-cita saya bisa lahiran normal (Amin Ya Rabb). Jadi saya memperbanyak baca buku atau blog dan mengikuti informasi di berbagai media sosial mengenai Gentle Birth. Saya jadi tahu mengenai Prenatal Yoga, Pilates dan senam hamil. Sebenarnya maunya ikut prenatal yoga, tapi sulit sekali cari kelas yoga yang dekat dengan tempat tinggal saya. Sebenarnya ada di daerah Sukaresmi Lippo Cikarang, tapi masih jauh sih dan pak suami gak mau antar. Secara dari senin-jumat sudah macet-macetan antar jemput saya kerja ke arah Jababeka. Jadi weekend maunya buat istirahat. Akhirnya saya cari informasi lagi dan dapat kelas senam hamil di RS Permata Jonggol. Kalau dari segi lokasi lalu lintas ke RSnya lancar dan lebih dekat. Jadilah saya ikut senam hamil di RS Permata Jonggol. Biayanya untuk yang datang per pertemuan Rp 30.000 dan untuk yang paketan Rp 100.000/4 kali pertemuan. Saya sempat ikut 6 kali pertemuan. Maunya sih sampai saat melahirkan, tapi ternyata bidan instrukturnya mau cuti panjang di bulan Februari. Tapi saya sudah foto semua gerakan senamnya supaya bisa tetap senam dirumah.
Olahraga untuk ibu hamil penting loh moms, supaya kondisi tubuh kita ini sehat melewati kehamilan dan persalinan. Tujuannya juga untuk mengoptimalkan posisi janin. Penting untuk yang lahiran normal.
  • Posisi Janin
Masuk usia sekitar 35 minggu, saya sedikit stress dengan posisi janin. Jadi bidan instruktur senam bilang kalau anak pertama masuk 34 minggu kepala janin harus sudah dibawah, tapi saat senam itu saya diperiksa si bayi masih bergerak. Sepanjang senam saya stress sekali, rasanya nafas juga semakin pendek, pokoknya senam hari itu saya merasa tersiksa. Lalu besokannya ketika periksa saya cerita ke bidan yang memeriksa saya (kliniknya akan saya ceritakan di postingan berbeda ya). "kepalanya masih ngegantung ya bu...?". Lalu kami ngobrol. Bu bidan Rochma memang tipenya santai gak nakut-nakutin kalau memang gak ada keluhan atau gangguan medis lain. Bu bidan malah bilang "wis..santai aja mba. kepala belum mapan (belum masuk pinggul) gak apa-apa. Dirimu masih kerja toh, masih banyak gerak. Tapine sungsang buat saya juga gapapa kok. Berat bayinya sudah 2Kg ya, normal. Nanti usahakan 3.5Kg pas sudah 38an minggu eh tapi yo mau gede bayinya juga gak masalah ding". Alhamdulillah rasa khawatir saya berkurang.
Bahkan kemarin ini pas usia 38 minggu saya periksa lagi kepalanya bayi sudah mapan. Tinggal menunggu tanda-tanda melahirkan. Sudah dikasih tips lagi seperti biasa, diingatkan harus tenang  pas kontraksi (kalau ini sih gak tau deh pas hari H nya gimana). Semoga persalinan saya nanti lancar, sehat semua, ibu, bayi, bapak, bu bidan, keluarga dan semua yang akan bantu persalinannya. Amin ya Rabb. Mohon doanya ya moms.
Untuk mengoptimalkan posisi janin ada beberapa gerakan mudah yang bisa moms lakukan. Seperti, jalan kaki dengan langkah lebar. Squat atau jongkok berdiri. Pelan-pelan saja kalau melakukan jongkok berdiri ini. Bisa juga minta bantuan suami untuk memeganngi. Nungging, kalau shalat sujudnya bisa agak dilamain. Ada juga gerakan yoga tapi lebih baik dilakukan dengan pengawasan instruktur. Biar gak salah gerakan. 
  • Cuti Hamil
Kalau bahas mengenai kehamilan itu gak akan ada habisnya dengan komentar dari para komentator..hihihi. Termasuk cuti hamil. Ada banyak saran kapan waktu yang pas untuk mengambil cuti hamil. Di Indonesia ada peraturannya ya moms wanita hamil mendapatkan cuti selama 3 bulan (kurang lama bu menteri...). Kalau baca diperaturannya sih 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Penerapannya berbeda-beda tergantung kebijakan perusahaanya sendiri. Kalau di tempat saya bekerja 3 bulan cuti boleh diambil kapan pun. Mau dari lama gapapa atau mau nunggu kontraksi dulu baru cuti juga gapapa. Kalau saya pribadi ambil cuti sekitar 3 minggu sebelum HPL. Sebenarnya sih karena saya sudah merasa capek di jalan. Jalanan dari rumah ke tempat kerja memakan waktu 1 jam menggunakan motor, belum lagi kalau macet. Aduhai sekali rasanya bok*ng ini pegalnya. Saya bisa 2x berhenti istirahat buat meregangkan kaki dan paha.
Saya juga ingin punya waktu untuk beres-beres rumah dan perlengkapan bayi. Kalau kerja saya gak punya waktu untuk bersih-bersih perlengkapan bayi. Weekend yang ada saya gunakan untuk istirahat. Seminggu cuti ini saja belum semua perlengkapan beres, masih dicicil yang dibersihkannya, apalagi cuaca sedang hujan terus duh jemuran lama kering jadinya 
Oia tapi setiap ibu punya pertimbangan berbeda ya. Jadi selagi ibu hamil masih kuat bekerja tidak masalah ambil cuti mendekati HPL.

  • HPL
Nah ini hal lain yang menyebalkan dari sederet pertanyaan yang ditanyakan ke ibu hamil. Haha jadi mau buat list pertanyaan menyebalkan yang didapat selama hamil, tunggu yaa.. Jadi kalau sudah hamil tua, apalagi sudah masuk 9 bulan beberapa orang akan menanyakan kapan lahiran, atau paling tidak kapan perkiraan lahirannya. Mungkin untuk orang yang menanyakan itu adalah suatu bentuk kepedulian. Tapi...terkadang malah jadi menyebalkan. Apalagi kalau pertanyaannya didapat ketika sudah lewat HPL tapi belum lahir juga. Kalau yang saya alami sampai saat ini sih ya belum sampe bikin stress, tapi ya sudah cukup bikin nyengir meringis sambil istighfar dalam hati dan menghela nafas "sabar". Makanya lebih baik jangan kasih tahu HPL ke orang-orang yang bertanya. Ya tapi sih menurut saya paling bagus merahasiakan HPL. Biar orang-orang gak nanya atau komen kenapa belum lahir. 
Kalau masih ditanya jawab saja sambil senyum semanis dan sesumringah mungkin "rahasia... rahasia Allah..."

Apapun hal yang terjadi di trimester akhir kehamilan, bumil harus tetap semangat dong! Sebentar lagi akan bertemu bayi yang selama ini sudah dicintai, disayang, dijaga dan diperjuangkan selama 9 bulan. Tidak putus berdoa agar lancar proses persalinan dan diberikan kesehatan untuk semuanya. Amin.

See you soon ya...

Review Hayuni: Ow My Plate - Tempat Makan Kekinian Di Cikarang

Hallo Semua!


Masuk bulan Februari cuaca galau mulai muncul ya. Hujan-berhenti-hujan-berhenti, cucian jadi lama kering nih (jeritan hati emak-emak). Tapi bersyukur pas cuaca lagi sering hujan gini saya sudah bisa istirahat di rumah, akhirnya saya cuti juga . Walau usia kandungan baru 37 minggu saya memutuskan untuk cuti. Agak jauh tanggal HPL, saya fikir tak apa lah ya biar bisa istirahat dulu sebelum melahirkan dan menjadi ibu baru. Di minggu awal cuti saya menghabiskan waktu dengan beres-beres rumah, mencuci perlengkapan bayi (itu juga belum semua) dan mengunjungi grand opening tempat makan. Untuk yang mengenai persiapan melahirkan nanti saya ceritakan khusus ya . Kali ini saya mau cerita dan sedikit kasih review untuk tempat makan yang baru saya kunjungi Jumat lalu, namanya adalah Ow My Plate.
Saya mendapat undangan untuk grand opening tempat makan ini dari sebelum saya cuti. Owner-nya  yang super ramah Mba Magdalena langsung yang menghubungi saya via DM Instagram. Saya dikasih tahu tanggal opening, pas banget saya sudah cuti . Jadi saya punya alasan untuk jalan-jalan, biar gak bosan di rumah aja 
Mba Magdalena Bersama Menu Andalan

Jumat siang saya diantar suami (untungnya kalau Jumat sekolah cuma sampai setengah hari) datang ke Ow My Plate. Serba pas, hari itu jadwal saya periksa kandungan juga jadi bisa sekalian. Lokasi Ow My Plate ini mudah banget dicari, letaknya di ruko pinggir jalan di kawasan Lippo Cikarang. Dari segi letak menurut saya strategis sekali. Konsep makananya disajikan diatas hot plate, bahkan beberapa menu dessert-nya juga. Banyak pilihan menu nasi, pasta atau kentang goreng. Design tempat makannya juga kekinian sekali, buat kalian Instagramer sejati pasti sih penasaran untuk coba makan disini. Dinding ruangannya dihiasi gambar mural sesuai dengan tema menu yang disediakan. 
Kami memesan beberapa menu andalan di Ow My Plate...

  • Volcano Rice Rp 55.000 (Bisa untuk sharing 2 orang)
Volcano Rice
Volcano Rice ini bisa disebut signature menu yang ada di Ow My Plate. Saya sendiri dari rumah memang sudah penasaran ingin mencoba ini. Menu volcano rice ini ada 5 tingkatan rasa pedasnya. Kemarin saya pesan level 2 tadinya mau pesan level 3 kan suami suka pedas tuh, tapi mba pelayannya menyarankan level 2 saja kalau kurang pedas bisa ditambah bubuk cabe lagi. Tapi ternyata level 2 tidak terlalu pedas kok. Ah nyesel deh kenapa gak pesan level 3 aja 
Volcano Rice Setelah Diaduk
Volcano Rice ini seperti nasi goreng gitu ditambah dengan keju, sosis dan jamur. Konsepnya nasi dibentuk seperti gunung dan diatasnya akan dituangkan telur yang sudah dikocok (jadi mirip volcano gitu). Memasaknya nanti dibantu oleh mba atau mas pelayan disana. Kita bisa pilih telurnya setengah basah (setengah matang) atau kering. Rasanya enak loh .

  • Beef Black Paper Rice Rp 32.000
Menu ini buat kalian yang gak suka daging sapi bisa pilih ayam. Jadi nanti daging sapinya diganti dengan daging ayam. Isinya ada nasi, daging sapi/ayam, jagung, bawang, telur dan ada saus black paper terpisah. Soal rasa saya masih lebih suka volcano rice. Saya jadi penasaran nih sama menu pasta dan fish chip nya sepertinya lain kali saya akan coba.

  • Ow My Brownies Rp 28.000
Ini juga menu dessert andalan di Ow My Plate. Potongan brownies dengan es krim diatasnya dan ditaburi kacang disekelilingnya lalu ada saus vanilla yang bisa disiram diatasnya. Rasa manisnya pas gak too much. Tapi jangan kelamaan ya makannya. kalau kelamaan es krimnya bisa meleleh kan disajikannya di hot plate

  • Milo Dino Rp 18.000
"Mba hayu kok suka banget sih sama milo..." Hahaha iya..saya suka banget sama milo gak tahu kenapa jadi setiap ke tempat makan ada menu minuman milo pasti dipesan . Milo Dino ini isinya milo dengan toping es krim dan taburan bubuk coklat.

  • Ice Rose Milk Yakult Rp 14.000
Ini sirup dicampur dengan susu, soda dan yakult. Kalau rasa menurut suami yakult-nya tidak berasa.



Konsepnya mirip dengan Pepper L*nch tapi dengan harga yang lebih terjangkau. Buat kalian yang penasaran mau coba makan di Ow My Plate, mereka juga sudah buka di berbagai daerah. Jakarta pastinya, Pamulang, Malang, Palembang, Tasikmalaya dan Cikarang. Buat kalian yang di Cikarang saya kasih detail lokasi dibawah ya, silahkan juga komen dibawah kalau kalian sudah coba makan di Ow My Plate. Nah segitu dulu ya reviewnya, sampai jumpa di blog post selanjutnya!! 珞


Ow My Plate Cikarang
 Jl Sriwijaya Ruko Picadilly Square Blok A No.10 Lippo Cikarang
Instagram: @owmyplate
                  @owmyplatecikarang