Aku sempat berhenti
sejenak untuk menyimak. Tanpa diketahui siapapun termasuk dia yang paling dekat
denganku. Aku berada di titik terlelah dalam sebuah perjalanan panjang.
Perjalanan miliku sendiri, itu yang pada akhirnya aku sadari. Iya ini
perjalananku. Dalam jeda aku memperhatikan sekelilingku. Memperhatikan setiap
detail yang aku lewatkan. Setiap hal yang sebelumnya ku ingkari hhmm...yang ku
toleransi, karena aku mengira dapat menerimanya sebagai bagian dari perjalanan.
Aku salah. Aku tidak siap bertoleransi terhadap itu semua.
Aku pun
memperhatikan diriku sendiri. Bercermin merenungi apa yang salah dari aku.
Jawabannya adalah meminta. Aku terlalu banyak meminta. Lebih tepatnya salah
meminta. Karena lupa siapa yang lebih punya kuasa atas perjalanan ini atas
kisah ku ini.
Minta lah kepada Dia
Yang Maha Kuasa. Tanya lah bagaimana kisah ini selanjutnya. Itu yang belum aku
lakukan sampai sebulan lalu.
Kemudian aku mulai
berjalan kembali, perlahan. Ketika itu aku dipertemukan dengan seseorang.
Dihadapkan pada 2 pilihan. Meninggalkan atau terus berjalan. Aku sampai pada
keputusan meninggalkan untuk terus berjalan.
Memilih adalah hal
yang terberat setelah menunggu. Tidak mungkin semudah kamu memilih manisnya
gula daripada pahitnya jamu.
Aku bertanya pada
Sang Penulis, biar jawaban datang dari-Nya. Benar saja, kemudian aku memutuskan
dengan mantap. Lalu apa yang selama ini aku pertanyakan satu persatu menemukan
pasangan jawaban. Tidak perlu menunggu terlalu lama, tidak perlu banyak meminta,
tidak perlu galau-galauan. Semuanya terjadi dengan cepat.
Kalau sudah berupaya
dan berdoa tetapi masih belum sampai ditujuan, maka berserah jadi bagian
penutup dari perjalanan.
Allah merahasiakan
masa depan, untuk menguji kita agar berprasangka terbaik, berencana terbaik,
berupaya terbaik, bersyukur dan bersabar. Hmmm...sudah berusaha bersabar tetapi
ujungnya kecewa. Sudah berusaha mencari titik temu malah ternyata dijauhkan. Sementara
yang jauh malah didekatkan dengan cara yang tidak diduga-duga. AllahuAkbar.
Allah mendekatkan seseorang. Aa adalah
serendipiti. Didekatkan atau dipertemukannya aku dan dia adalah kebahagiaan
yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Allah memang penulis sekenario terhebat
di dunia. Apa yang Allah kehendaki terjadi maka terjadi lah.
No comments